
“Manusia hanya bisa merencakan, tapi semuanya Tuhan yang menentukan”. Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar pepatah yang berbunyi demikian. Begitu juga dengan Susanto, Pemilik Serba Jadi Dua Aceh. Ia percaya hasil, takan pernah menghianati usahanya selama ini. Hal itu terbukti pada usaha roti miliknya. Setelah membuka target pasar baru 2015 lalu, kini ia sukses menjadi salah satu pengusaha roti di Aceh.
“Usaha Serba Jadi Bakery ini didirikan oleh almarhum ayah saya, ekitar tahun 1996. Sepeninggalan ayah, Serba Jadi Bakery diteruskan oleh kakak pertama saya. Belakangan saya membuka yang baru dengan nama Serba Jadi Dua Bakery,” jelasnya.
Ketika dikelola sang kakak, Susanto hanya bantu-bantu saja. Ia lebih memilih untuk membuka usaha jasa fotokopi. Itu pun tak berselang lama, ia kemudian mendapat pekerjaan sebagai pegawai bank swasta di Aceh. Melihat banyaknya ceruk pasar yang belum tersentuh oleh usaha yang dipegang kakaknya itu, tahun 2015 Susanto pun memutuskan untuk kembali bergelut dengan roti.
“Melihat masih banyaknya permintaan roti yang tak bisa dicukupi Serba Jadi Bakery, di tahun 2015 saya membuka lagi usaha roti dengan nama ‘Serba Jadi Dua Bakery’. Masih sama dengan Serba Jadi Bakery, hanya saja target pasarnya yang berbeda,” ujarnya.
Jika Serba Jadi Bakery menyasar kalangan menengah ke bawah, Serba Jadi Dua Bakery menyasar pasar swalayan-swalayan yang ada di Banda Aceh. Ia menitipkan roti tawar buatannya dengan harga Rp 10 – 15 ribu. Dengan dibantu 2 orang karyawan, usaha Susanto mampu menghabiskan 2-3 sak atau 50-75 kg terigu Cakra Kembar.
Baginya, tahun pertama merupakan tahun yang sangat berat. Karena ia harus merubah mindset dari seorang karyawan menjadi seorang pengusaha. “Yang biasa diatur sama perusahaan, sekarang harus mengatur perusahaan sendiri. Jadi banyak yang belum pernah kita tangani, dan harus mempelajari itu semua,” aku Susanto.
Keyakinan Susanto pun terbukti. Usahanya mulai menuai hasil. Satu tahun berjalan, Susanto mulai menitipkan roti tawarnya di Indomaret wilayah Banda Aceh. Tidak hanya itu, ia mulai memproduksi roti bakar Bandung, dan roti burger sesuai pesanan atau istilah lainnya “Production By Order”.
“Alhamdulillah, setelah kurang lebih 5 tahun berjalan, Serba Jadi Dua Bakery sudah menyuplai ke Indomaret di Banda Aceh, Aceh Besar, Sigli dan Meulaboh. Dalam sehari saya dibantu 13 orang karyawan bisa menghabiskan rata-rata 20 sak atau ½ ton terigu Cakra Kembar per hari,” papar pria 37 tahun itu.
Seperti anak burung yang sedang belajar terbang, Serba Jadi Dua Bakery akan terus mengepakkan sayapnya. Ia berencana membuka pasar di wilayah Medan dan sekitarnya. Berkat usahanya yang mampu tumbuh dengan begitu cepat Ia terpilih sebagai Nominator Bogasari SME Award 2019 kategori Gold. (EGI)
-
Dari Manager Jadi OwnerBagi sebagian orang, menjabat sebagai manajer adalah posisi yang didambakan dan prestius. Apalagi usia baru 36 tahun dan sudah mendapatkan gaji di angka 2 digit. Seperti itulah sukses yang dirasakan Eriyanto Eko Saputro yang sempat 14 tahun bekerja di salah satu bank swasta.POSTED: 24 Apr '200
-
Berani Usaha Sejak Masih MudaBerbincang dengan ibu muda yang baru berusia 30-an tahun ini sangatlah menarik. Apalagi kalau topik pembicaraannya seputar usaha makanan, dia tampak begitu energik dan antusias memaparkannya. Apalagi seputar usaha makanan yang dilakoninya sejak tahun 2008. Padahal saat itu usianya masih sangat muda, tepatnya 26 tahun.POSTED: 17 Apr '200
-
Pedagang Sembako Jadi Juragan RotiAda pepatah “dimana ada kemauan disitu ada jalan”. Begitulah kira-kira semangat yang dimiliki seorang wanita bernama Wiji Erniati asal Jambi. Meski modal dan pengetahuannya di bidang kuliner berbasis terigu sangat terbatas, tapi ia tak mau menyerah.POSTED: 08 Apr '200
Silahkan login terlebih dahulu untuk mengirimkan komentar.