POSTED: 16 April 2018

Memutuskan berhenti sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementrian Keuangan bukanlah perkara mudah bagi seseorang. Masa depan pasti, gaji berkecukupan, peluang jadi pejabat pun ada. Tapi lain halnya bagi Sony Arca Adryanto yang dengan mantap keluar dari comfort zone . Alumnus STAN (Sekolah Tinggi Administrasi Negara) ini berhenti berkarier sebagai PNS dan kini sukses menjadi pengusaha martabak.
“Saya ini tipe risk taker, tapi tetap penuh perhitungan. Saya bekerja sambil usaha martabak, setelah merasa mantap di bisnis martabak saya keluar dari PNS,” ungkap Sonny saat diwawancarai salahsatu media daring.
Martabak Orins adalah nama usaha yang ditekuninya sejak Juni 2011 lalu. Meski baru 7 tahun berjalan, usaha martabaknya berkembang pesat dan kini sudah memiliki 27 gerai. Ia mengaku memang sangat menggemari martabak. Untuk mendapatkan resep yang pas, ia bersama istrinya Sri Suwarni, tak segan belajar dan bertanya pada orang lain. Mereka juga membagikan kepada teman-temannya untuk mencoba martabak buatannya. Lantaran baru memulai, Sonny memikirkan bagaimana agar martabak yang akan dijualnya mempunyai ciri khas.
Melihat kebiasaan kedua anaknya yang senang memakan martabak bagian bawahnya saja, menjadi inspirasi untuk membuat martabak yang tidak dilipat. Sehingga topping-nya tampak seperti pizza. Adapun nama “Orins” berasal dari gabungan nama kedua anaknya yaitu Ometh dan Rain. Jadilah merek produk mereka Martabak Pizza Orins.
Sebelum buka usaha martabak, Sonny berbisnis jamur di tahun 2010. Namun karena kurang prospektif ia pun menghentikannya dan memutuskan beralih ke usaha martabak. Pertimbangnnya, usaha makanan berbahan dasar terigu ini sudah puluhan tahun akrab dengan lidah masyarakat Indonesia.
Pertama kali Martabak Pizza Orins dibuka di dekat Stasiun Gondangdia dengan hanya memiliki 4 karyawan. Di tahun pertama masa awal pengenalan Martabak Pizza Orins sangatlah berat. Karena belum terbiasanya konsep baru yang berbentuk pizza. Alhasil dalam sehari, satu sak terigu Bogasari saja tidak habis.
Sonny tidak kalah akal. Ia menangkap peluang dengan menambahkan topping aneka rasa. Mulai dari rasa coklat, keju, hingga yang terbaru seperti coklat tobleron, kitkat greentea ataupun jagung keju. Penggunaan bahan-bahan yang berkualitas tinggi, seperti terigu Bogasari merek Segitiga Biru dan Cakra Kembar,kian membuat Martabak Orins cepat dikenal.
Inovasi lain yang dilakukan Sonny ialah adonan dari martabak itu sendiri. Jika biasanya adonan martabak hanya manis original, ia menambahkannya dengan adonan rasa pandan, red velvet, hingga adonan dengan rasa greentea. Bagi pengunjung yang khawatir dengan kondisi gula darah, Martabak Pizza Orinsjuga menyediakan varian bebas gula (non sugar).
“Jadi dalam pembuatannya tidak menggunakan gula sama sekali. Sebagai gantinya, kami menggunakan produk madu khusus yang diformulasikan,” ungkap Risman, Manajer Operasional dan IT Martabak Pizza Orins, saat ditemui di salah satu gerai di Jakarta Barat.
Sonny juga melihat kebiasaan pegawai kantoran yang ingin ngemil setelah makan siang. Hal itulah yang memberanikan Sonny untuk membuka gerainya mulai 10 pagi hingga 10 malam. Berbeda dengan kebanyakan penjual martabak yang berjualan hanya di malam hari. Tidak heran jika saat ini Martabak Pizza Orins telah menghabiskan lebih dari 1000 sak terigu Bogasari atau 25 ton per bulan untuk total 27 gerai di Jabodetabek.
Untuk mengoperasikan seluruh gerai tersebut, Martabak Pizza Orins mengerahkan lebih dari 300 karyawan. “Dalam waktu dekat, Martabak Orins akan membuka cabang di Bandung, Medan ataupun Surabaya,” papar Risman.
Penggunaan media sosial seperti Instagram dan Facebook juga merupakan strategi promosi Martabak Pizza Orins. “Tujuan Orins menggunakan mediasosial untuk mengangkat merek Martabak Pizza Orins. Dengan kita gencar promosi menggunakan media sosial, mereka menjadi kenal dengan Orins. Dari kenal kemudian suatu saat mereka akan mencoba. Dan setelah mereka mencoba, Insya Allah mereka akan membeli terus, karena kualitas produk kita yang baik,” ujarRisman, karyawan sekaligus teman dekat Sonny.
Saat ini Martabak Pizza Orins memiliki 32 varian rasa untuk martabak manis dan 10 varian rasa untuk martabak telur. Harganya pun terjangkau, sesuai dengan variasi ukuran ataupun topping yang dipilih. Mulai dari Rp 9.000 untuk yang mini hingga Rp 60.000 untuk yang jumbo. Kedepannya, anggota Bogasari Mitra Card (BMC) ini bertekad untuk menjadi top martabak di Indonesia.
Risman sempat berbagi tips dalam mengembangkan usaha. Pertama menjaga kepuasan pelanggan. Dan untuk menjaga kepuasan tergantung kualitas bahan yang digunakan. Dengan selalu menggunakan terigu Bogasari, ia menjamin Martabak Pizza Orins akan tetap lembut hingga 24 jam. (REM)
Artikel Berhubungan
-
Sukses Gosyen Bakery, Berawal Dari BbcMasa-masa sulit yang begitu berat sudah pernah dirasakan Heny. Betapa tidak, ketika kondisi sudah benar-benar jatuh, teman yang mau diajak kerja sama bisnis pun tidak ada. “Tapi saya bersyukur, karena Tuhan sudah mempunyai rencana untuk saya,” ujar Heny, pemilik ‘Gosyen Bakery’ Surabaya.POSTED: 06 Apr '180
-
Ina Cookies Menembus BatasDi awal menjalankan usahanya tahun 1994, Ina mempromosikan kue keringnya dari mulut ke mulut. Dan ternyata cara promosi seperti itu cukup ampuh. Setidaknya usaha Ina dengan cepat menyebar di kalangan para penggemar kue kering di sekitar tempat tinggalnya, di Jalan Bojong Koneng Atas, Kota Bandung.POSTED: 17 Mar '180
-
Dulu Karyawan Sekarang Juragan“Selain membagikan donat secara gratis, saya juga membagikan brosur di titik-titik keramaian di sekitar outlet. Dari situlah masyarakat sekitar mulai mengenal produk Dapur Donat Madu.”POSTED: 15 Feb '180
Silahkan login terlebih dahulu untuk mengirimkan komentar.